
Paku di pohon/Foto: oh.blogombal.org
INI bukanlah romansa baru, tapi sebuah pesan lama yang kadang kita lupa dengan keberadaan si pendahulu jejaring sosial yang lazim kita sebut dengan social media, yakni Friendster (FS).
Perubahan jaman memang telah menggantikan pendahulu dengan yang baru di tahun berikutnya. Saatnya FS dinyatakan akan segera “tutup” pada akhir Mei 2011 ini, saya termasuk salah satu orang yang melakukan backup data profil dan segala emblemnya.
Hasil yang sudah backup, tentunya bisa kita nikmati kembali sembari offline. Nah, dari sinilah saya kembali memborkar-bongkar berbagai kenangan lama di FS, salah satunya yang terkenal di FS dulu selain fitur sapa “testimonial” juga ada yang nama Pesan Berantai yang dari hari ke hari sering diteruskan (forward) oleh banyak teman. Continue reading
Filed under: Fiksi & ~Fiksi, Renungan, Santai | Tagged: Anak, Ayah, Friendster, Hati, Hidup, Sabar, Suka | 20 Comments »