
Ilustrasi: Google Images
PERNAH kita merasakan terpuruk, jatuh dalam kondisi yang tak pernah terbayang sebelumnya. Seperti yang tertulis dalam kalimat ilustrasi disamping “is like a puzzle you never know what you will get.” dimana maksud dari kata-kata tersebut adalah teka-teki dalam hidup tidak pernah kita tahu kedepannya, begitulah lebih kurangnya.
Kadang kita juga sering berpikir, bahwa apa yang kita alami sekarang adalah waktu (timing) yang pas untuk melakukan sesuatu yang pas pula. Seperti kebanyakan kita mengenal pepatah “kesempatan tidak pernah datang untuk kedua kali”.
Menghitung umur, amal, dosa dan semuanya yang hanya pribadi ini tahu dan Allah memang bukan perkara mudah. Saat kita beranjak dari tempat kita istrahat, kadang puji syukur kita sering alpa kepada-NYA. Kita kadang hanya teringat dengan do’a saat ingin tidur dan bermimpi indah. Tapi Allah Maha Tahu dan Maha Pengasih untuk hamba-NYA.
Kembali lagi ke puzzle tadi, cerita yang menarik bisa kita rujuk dari kisah menarik pula. Saat kita terlahir kedunia, semua garis dan jalan telah Allah tetapkan, jauh sebelumnya kita lahir, Allah telah pertemukan kita dengan rezeki, jodoh dan mati semua sudah ada.
Dan saat terlahir pula, puzzle itu kian hari semakin berpencar. Dari satu sisi tergeser kesisi lainnya, begitu seterusnya sampai suatu saat sisi-sisi yang ada tidak teratur sama sekali. Inilah puncaknya, saat kita telah berada pada posisi atau tempat yang tidak pernah terbayangkan. Lalu, beranikah kita melanjutkan “perjuangan” untuk menyatukan dari setiap sisi-sisi yang telah berhamburan itu?
Jawaban inilah yang perlu kita jalankan, jawaban yang hanya bisa dimengerti oleh manusia yang telah dewasa, akil baliq, tahu diri alias waras dan mengerti akan setiap jalan kehidupan yang dilewatinya, baik buruk dan segalanya.
Mungkin kata-kata ini pernah Anda dengar, “Hidup bagaikan potongan puzzle, tetapi Anda tidak punya gambar ditutup kotaknya untuk tahu akan bentuk apa gambar itu nantinya. Terkadang Anda bahkan tidak yakin apakah Anda sudah memiliki semua kepingnya.” (Nugie – nugie210.blogspot.com).
Semoga catatan kecil ini menjadi pengingat bagi saya pribadi atau pun untuk kita semua disaat lupa dan khilaf, atau juga Anda yang telah melewatinya mempunyai cerita yang berbeda, dengan sangat terbuka saya persilahkan berbagi, jika itu baik adanya kita bisa belajar bersama, menghargai dari segala perbedaan untuk menyusun kembali puzzle yang telah berserak seiring waktu, karena kelak suatu masa nanti kita akan kembali menghadap-NYA, sang pemilik tubuh ini dari seluruh skenario hidup yang telah kita jalani ini. Wallahu’alam[]
Filed under: Renungan, Santai | Tagged: Hidup, Kesempatan, Puzzle, Rehat, Renungan, Semangat |
Artikel yang menarik. Dalam menyusun puzzle, ada yang cepat, ada yang lambat, ada yang bolak-balik. Itulah gambaran kehidupan…
benar mas, karena dalam kehidupan yg kita lewati saat ini tanpa sadar kita juga telah merasakan itu
nice post.. hidup memang harus diatur sebaik mungkin demi mencapai kesuksesan.. semoga sukses
walaupun kadang jadi tidak beraturan, kitalah yang membuat itu semua jadi lebih baik dgn berusaha 🙂
artikel yang menarik untuk disimak lebih mendalam,sekalipun gambaran kita sudah ditentukan oleh yang Maha Kuasa sebelumnya,atau boleh di bilang bentuk akhirnya sudah ada,tapi tetap kita dibimbing olehNya untuk mengetahui lebih cepat akan seperti apa kita didepan dengan melihat hasil dari apa yang telah kita usahakan dan kita ihtiarkan sekarang,kita kerjakan sunguh-sunguh sekarang maka hasil yang lebih baikpun akan kita dapatkan di masa yang akan datang.
Benar, karena hidup di dunia ini adalah untuk dijadikan ladang amal dari setiap apa yg kita usaha dan berdoa.
artikel tentang hidup bagai menyusun puzzle yang bagus.. dalam menyusun puzzle pasti ada halangan dan rintangan yang dihadapin entah keliru atau kebalik.. begitulah kehidupan.. salam
Salam kembali buat Anda bung 🙂
Semoga kita bisa menyusun puzzle dengan indah, hanya karena untuk ridhoNYA…
Amin, karena dengan Ridha-NYA lah hidup ini akan damai dan tentram 🙂
Tapi Allah Maha Tahu dan Maha Pengasih untuk hamba-NYA.
Benar sekali Ayi 🙂