JAGAD maya kembali heboh lagi terkait kehadiran yang tidak dinanti, yakni WannaCry Ransomware yang teridentifikasi sebagai malware yang sedang getolnya menyerang ke berbagai negara dan termasuk Indonesia mulai terkena efek serangan siber tersebut.
WannaCry sendiri diduga erat sebagai kelompok (hacker) yang menyebarkan ransomware, yakni teknik phising yang mengharuskan calon korban untuk klik sebuah tautan sehingga bisa mengunduh ransomware melalui surel (e-mail).
Ada yang menyebutkan, bahwa ransomware yang saat ini beredar dibuat dengan menggunakan tool senjata siber dinas intel Amerika Serikat, NSA, yang dicuri dan dibocorkan oleh grup hacker bernama Shadow Broker pada bulan April lalu.
Wanna Decryptor atau WannaCry atau wcry sendiri merupakan program ransomware spesifik yang akan mengunci semua data pada sistem komputer dan membiarkan pengguna hanya memiliki dua file, yakni instruksi tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya dan program Wanna Decryptor itu sendiri.
Berbekal teknologi tool cyber NSA, WannaCry berhasil menyebar luas ke berbagai belahan dunia hanya dalam kurun waktu kurang dari dua hari sejak. Firma keamanan Avast mencatat bahwa ransomware ini telah menyerang puluhan ribu komputer di 99 negara di semua benua.
Di Inggris, 16 rumah sakit yang tergabung dalam jaringan National Health Service menjadi korban WannaCry. Ransomware itu mengganggu pelayanan kesehatan karena sistem-sistem komputer yang menyimpan rekam medis pasien jadi tidak bisa diakses.
Periset siber asal Inggris, Chris Doman dari AlienVault mengatakan ransomware terlihat menargetkan berbagai negara, dengan bukti awal infeksi dari 14 negara termasuk Rusia, Indonesia dan Ukraina.
Indonesia Sigap Pencegahan Ransomware
Kehadiran serangan siber ini membuat Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi juga ikut turun tangan menganggulangi dan menimalisir korban serangan WannaCry serta membentuk tim yang terdiri dari beberapa teknisi, pegiat Internet, dan LSM untuk memantau hal tersebut.
“Masyarakat tidak perlu panik. Pemerintah sejak kemarin sudah memonitor dan koordinasi dengan tim internasonal untuk antisipasi ini (Ransomeware WannaCrypt-red),” kata Rudiantara disela-sela konferensi pers Antisipasi Ancaman Ransomeware WannaCry di Jakarta, Minggu (14/5/2017).
Selain itu, pihak Kominfo juga menyiapakan layanan telepon untuk berkonsultasi bagi pengguna di Indonesia yang terserang dengan menghubungi 02131925551 dan 02131935556 saat jam kantor atau bisa di 08156179328 di luar jam kantor.
Sejumlah langkah-langkah praktis dalam bentuk infografis disebarkan kepada netizen oleh Kominfo untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk meminta pengguna Microsoft untuk melakukan update.
Seperti diketahui, per 12 Maret lalu Microsoft sendiri sudah melalukan update security untuk MS701-010, jika komputer atau perangkat Anda sudah melakukan update otomatis bisa dipastikan aman dan tidak perlu repot-repot melakukan langkah pencegahan. Bagi pengguna Windows versi 7 dan 10 pun masih terbilang lumayan aman untuk serangan ini.
Bagi Anda yang susah mendapatkan update terbaru MS701-010 dari situs resmi Microsoft bisa lewat mirror ini.
Selain itu, pihak FBI sendiri juga merilis panduan penanganan ransomware dalam bentuk pdf yang bisa Anda unggah disini.[]
Filed under: ICT, Internet | Tagged: #WannCry, Cegah Malware Ransomware, Malware, Ransomware, Siber |
terima kasih infonya!
terima kasih info y bagus dan bermanfaat banget
terima kasih info y bagus dan menarik sekali buat di baca sangat amat bermanfaat
nice artikel 🙂
Berita Seputar Sepakbola Terbaru