PERINGATAN tsunami di Aceh ditahun ke-9 ini memang seakan begitu cepat berlalu, lebih dari sewindu rakyat Aceh menata hidup kembali, memulai mengumpulkan semangat untuk terus bertahan dan jadilah Aceh seperti sekarang ini pada umumnya.
Tapi ini bukan kisah tsunami atau pun cerita museum kelas dunia itu yang hendak saya bagi, melihat judulnya agak sedikit bagaimana gitu, tapi tak ada maksud apa-apa dibalik itu semua. Toh yang saya tampilkan disini hanya 3 lembar foto, yang dulu sempat saya abadikan di tahun 2012.
Foto di atas itu adalah tampilan dari Alqur’an yang bernama Tafsir Rahmat, sedikit kabur. Alqur’an ini terbilang cukup lama menemani saya di Banda Aceh saat dibangku SMA dulu dan hingga sekarang masih saya pakai (belum dimuseumkan).
Jika melihat sampulnya mungkin masih kelihatan awet, namun Alqur’an ini termasuk saksi sejarah dimana sempat berenang dalam air coklat –mirip cappucino– tsunami 9 tahun yang silam.
Bisa dibilang Alqur’an ini kelelep air 100 persen dan basah, tapi yang tidak dapat disangkal bahwa bisa bertahan walaupun asinnya air laut, baunya belerang bercampur tidak membuat kertasnya mengelupas.
Pernah suatu hari saat membersihkan lumpur-lumpur yang menempel di Alqur’an ini harus ekstra sabar, lumpur yang telah menjadi debu-debu tetap melekat dan lengket tidak mau hilang begitu saja.
Terkadang juga beberapa tahun setelah tsunami membaca Alqur’an ini, aroma lumpur dan air tsunami masih begitu tercium dan mengingatkan apa yang terjadi 26 Desember silam.
Sungguh, Allah tidak saja menjaga rumah-rumahNYA yang berdiri tegak itu, tetapi juga Allah bisa menjaga kitabNYA. Sebuah kehormatan bisa mendapatkan dan menjaga Alquran ini, semoga bisa menjadi catatan untuk anak cucu kelak.
Al-Fatihah untuk semua keluarga, teman, dan sahabat serta para syuhada yang telah pergi meninggalkan kami 9 tahun silam.[]
Filed under: Aceh Hari Ini, History | Tagged: Alqur'an Peninggalan Tsunami, Peringatan Tsunami, Tsunami di Aceh |
Barangkali ada orang Aceh lainnya yg juga menyimpan Al-Quran selamat dari tsunami. Kalau bukti2 Kekuasaan Allah ini dikoleksikan di Museum Tsunami, menarik tidak? 😀
Museum Tsunami tidak dimanajemeni dengan baik, pasti tidak akan menarik. Nanti malah ‘meujeulabah’ Alqur’an kalau jadi koleksi museum bisa lebih bahaya lagi 🙂
Subhannalh.. Tragedi tsunami dulu memang sngt memilukan.. Semoga ini menjadi pembeljaran utk rakyat indonesia..kalau kepulaun indonesia ini dikelilingi oleh bencana. Yg paling penting tetap taat padanya.. Memohon ampun..
Kita memang sadar betul dgn tempat tinggal sekarang (Indonesia), maka dari itu setiap musibah adalah pembelajaran walaupun musibah bisa datang kapan saja setidaknya sama-sama kita bisa siap dengan segala resiko dan paling penting tetap berserah diri pada-Nya 🙂
subhanallah, kalau Allah telah berkehendak, tak ada yang mampu mengcegahnya
karena Dia lah yang mampu menjaga itu semua, kita tak pernah ada kuasa.
karena Alloh sendiri berjanji yang akan menjaga sendiri Al Quran sampai akhir jaman. kalau saya tidak salah 🙂
Benar, Allah punya kuasa atas semua mukjizatnya itu 🙂
subhanallah
Maha Besar Allah 🙂
he2, bilang tu sama walkot atau gubernur biar manejemennya “diglobalkan”. 😀
gampang sekarang tinggal mention @MuseumTsunami ada staf disitu untuk dibicarakan ke manajemen dibawah Pemerintahan Aceh 🙂
Tragedi Tsunami memang mengerikan, banyak makan korban… Subhanallah, Alquran-nya masih ada 😀
Satu-satunya kenangan yang saya punya sekarang 🙂
katanya Aceh hanya menunggu tsunami besar berikutnya hmmm….
Semoga Aceh bisa dijauhkan bencana, ‘tsunami’ moral memang terjadi dimana-mana.
ngga terasa.. udah 9 tahun berlalu.
masih inget banget gimana pas waktu nonton berita pas hari kejadiannya.. waktu itu masih kuliah.
ooohh.. tuanya aku. *hiks
walaupun umar tua, tap oom bisa menjadi saksi atas kejadian di paling barat pulau Sumatera nanti bisa ceritakan pada anak-anak murid 🙂
Subhanallah ya mbak,…
salam kenal
salam kenal kembali mba Chris 🙂