• Kicauan Terakhir

  • Baca Juga

  • Komentar Anda

    debrajoem on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Blog Entertainment I… on Sekedar Tips dari Twitter untu…
    Blog Berita Indonesi… on Film Tsunami Aceh Hadir di Lay…
    Blog Teknologi Indon… on Perempuan Aceh dan Arti Sebuah…
    Blog Olahraga Indone… on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Yusuf on Makam Tgk Di Cantek, Terlantar…
    Miftah Habibi on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
  • Arsip

  • Kategori

  • Para netter yang doyan ke OWL

    Aulia87.wordpress.com website reputation
    MyFreeCopyright.com Registered & Protected

Berlomba-lomba di Hari Jum’at


SIANG terik, panasnya menyengat bukan alasan tidak menggerakkan kaki ke rumah Allah (Masjid).

Inilah hari jum’at, hari dimana banyak sekali berkah yang Allah berikan bagi muslim, khususnya laki-laki dalam menunaikan kewajiban seminggu sekali ini.

Namun, berbagai rintangan sering membuat orang untuk enggan melangkah kaki dan berlomba untuk datang lebih duluan ke masjid.

Jelas ini, godaan yang berat mungkin. Godaan ini pun saya lihat dari beberapa masjid yang saya kunjungi tepatnya di setiap hari Jum’at dimana saja berada saat ini.

Saban jum’at, masjid kecil yang cuma berukuran 6 meter x20 meter menjelang jam 12 siang masih terbilang sepi. Padahal ini masjid berada dalam gang kecil yang memang jamaah terbilang di atas 40 sampai 100 orang.

Jam 12 siang itu untuk daerah pulau Jawa, sudah masuk ‘waktu genting’ dimana khatib akan bersiap-siap naik mimbar untuk pelaksanaan rukun shalat jum’at.

Apalah afdhalnya saat Malaikat menutup buku catatannya untuk seorang hamba yang khatib sudah di atas mimbar, sungguh kita telah melewatkan kesempatan seminggu sekali untuk perbaikan diri.

Disini, dimana saya sedang merantau kondisi masjid beberapa yang saya kunjungi juga sungguh ‘riskan’ jam 12 masih belum penuh setengahnya oleh jamaah. Apa mungkin masih banyak orang berlomba-lomba dalam berharkat untuk duniawi? wallahu’alam.

Kondisi lingkungan, dengan catatan bahwa saat khatib akan mengakhiri khutbah semua sudah mulai tersesak, rapat. Ini bukan alasan bahwa jamaah memang memadai dengan luas masjid seadanya. Tapi yang menjadi alasan bahwa ada dari mereka yang merasa belum terpanggil cepat untuk urusan ukhrawi.

Jika kita bandingkan dengan ritual duniawi, kadang kita bisa khilaf mata. Berlomba-lomba dan tidak akan pernah tercukupi, lagi dan lagi. Hanya kita pribadi yang bisa mengubah, diri sendiri dan orang-orang yang berada disekitar kita.

Semarang, Jawa Tengah – Ilustrasi foto dari pasarkreasi.com

23 Responses

  1. kalo di tempatku jam 1 baru mulai

Komentar berisi spam dan SARA, tidak akan ditayangkan!