• Kicauan Terakhir

  • Baca Juga

  • Komentar Anda

    debrajoem on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Blog Entertainment I… on Sekedar Tips dari Twitter untu…
    Blog Berita Indonesi… on Film Tsunami Aceh Hadir di Lay…
    Blog Teknologi Indon… on Perempuan Aceh dan Arti Sebuah…
    Blog Olahraga Indone… on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Yusuf on Makam Tgk Di Cantek, Terlantar…
    Miftah Habibi on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
  • Arsip

  • Kategori

  • Para netter yang doyan ke OWL

    Aulia87.wordpress.com website reputation
    MyFreeCopyright.com Registered & Protected

Gempa Menjelang Jum’atan


masjid peusangan matangglumpangdua (www.backpackmojo.com)HARI Jum’at ini alhamdulillah luar biasa tepatnya jam 12.25 WIB di Mesjid Jami’ Besar Peusangan gempa kembali menggunjang kota Matangglumpang dua, mungkin seluruh Aceh.

Gempa yang berlangsung sekitar hampir 5 menit membuat panik para jamaah jum’at yang berdatangan. Saya sendiri insyaAllah tetap tenang karena apapun cerita atau musibah yang terjadi rumah Allah ini akan tetap menjadi bersaksi yang bernilai penuh.

Namun, betapa sayang bila ada orang yang masih belum bisa mengerti makna dibalik peringatan kali ini. Sungguh luar biasa bila dari tiap kejadian ataupun musibah, banyak orang menilai sesuatu yang tidak ada baiknya atau untungnya malah lebih banyak ruginya.

Lihat saja kejadian yang terjadi hampir semua pulau Jawa yang mulai “digenangi dengan air dan tanah” dan tepatnya lagi sekitar tanggal 26 Desember (walaupun tidak ada kaitannya dengan bencana tsunami Aceh – Nias), namun inilah contohnya yang bisa kita lihat.

Padahal contoh kecil seperti diatas (gempa) sangat wajar bila kepanikan untuk lari tidak harus sampai terjadi, apalagi berhamburan lari ke luar mesjid, toh baiknya kita melakukan istigfar malah kaget kepilang pintu. Mungkin hemat saya inilah tanda dunia, dimana isi dan seluruhnya menjadi “buyuyutan” manusia sebagai akhir dari zaman.

Kembali ke isi khutbah hari ini, tentu tidak jauh berbeda dengan kejadian yang terjadi pada jam 12.25, khatib tidak lupanya mengingatkan semua jamaah tentang dunia lain (alam barzah) selanjutnya. Dan tema tersebut menjadi judul singkat khutbah jum’at hari ini berhubung khatib yang utama berhalangan hadir, maka sebagai ganti adalah Tgk Imum Chik sendiri (Iman Masjid) yang membawanya.

Ketika sang khatib menjelaskan betapa tidak berdayanya manusia, setelah kita pulang ke alam barzah. Maka intinya kita dalam rumah baru (liang lahat) akan bertemu dengan para malaikat serta bertemankan amal (jika kita bagus amalnya).

Betapa besar pangkat, jabatan, martabat dan lainnya sangat disayangkan itu hanya sementara ada di dunia. Dan betapa sengsaranya bila malam pertama yang kita hadapi dalam alam barzah hanya dalam keadaan gelap gulita yang menemani kita dan tak lupa rumah baru kita hanya beralaskan tanah dan semuanya tanah. (naudzubillah)

Mungkin kita semua sudah tahu, ada beberapa hal yang layak bagi seorang muslim yang telah meninggal dunia yakni akan azab kuburnya. Ketika malaikat datang untuk menanyakan siapa tuhan kita, siapa nabi kita dan seterusnya-seterusnya barang tentu ini adalah perkara yang mudah bagi kita di dunia untuk menjawabnya, namun betapa susahnya bila dihari H tersebut kecuali bila amal shaleh kita telah bersemaiam dengan jiwa ini. Karena perlu kita ingat, tubuh yang lemah terkulai layu serta mulut yang terkunci rapat tidak akan bisa membohongi pasukan Allah (Malaikat).

Mungkin kita pernah ditahan/razia polisi di jalan maupun ditempat lainnya, dengan berbagai alasan kita bisa lepas dari mereka, tapi ingat Polisi-Nya Allah tidak ada bandingnya. Maka jelas dalam banyak kita sang khatib menguraikan bahwa disunatkan bagi para ahli keluarga untuk berdo’a pada mayat pada malam pertama serta memberikan sedekah infaq yang diniatkan bagi si mayat.

Serta kesimpulan yang bisa kita ambil adalah janganlah kita terlalu melihat dunia dengan segala pengharapan, karena betapa banyak umat muslim ini masih lupa akan dengan pedomannya Al-Quran. Kita sering lalai dengan Koran yang selalu menemani pagi hari, tapi lupa akan hakikat hidup ini. Semua hal ada batasnya sedangkan untuk memperoleh amal tidak ada ujung yang akan putus begitu saja kecuali nyawa telah keluar dari tenggorokan ini (sakaratul maut).

InsyaAllah semoga kita menjadi muslim yang dimuliakan Allah dalam indahnya kembali dengan khusnul khatimah (Hai jiwa yang tenang Kembalilah kamu kepada Tuhanmu dengan hati puas lagi diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu. Maka masuklah ke dalam surga-Ku –QS Al Fajr: 27-30). Amiin ya rabbal’alamin.

2 Responses

  1. Wate gempa nyan, Lon pih na di dalam mesjid besar peusangan.

    oma sayang that hana meurempek sit dua teuh. Alah hana plung ke nyoe?

  2. hmmm…
    mengerikan yaw…

    yah, dunia seperti itulah…tidak ada yang membuat kita tenang

Komentar berisi spam dan SARA, tidak akan ditayangkan!