• Kicauan Terakhir

  • Baca Juga

  • Komentar Anda

    debrajoem on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Blog Entertainment I… on Sekedar Tips dari Twitter untu…
    Blog Berita Indonesi… on Film Tsunami Aceh Hadir di Lay…
    Blog Teknologi Indon… on Perempuan Aceh dan Arti Sebuah…
    Blog Olahraga Indone… on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Yusuf on Makam Tgk Di Cantek, Terlantar…
    Miftah Habibi on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
  • Arsip

  • Kategori

  • Para netter yang doyan ke OWL

    Aulia87.wordpress.com website reputation
    MyFreeCopyright.com Registered & Protected

Masakan Aceh, Belum Jadi Ikon Kuliner Indonesia


Kuah Plik UADA 30 ikon kuliner tradisional Indonesia (IKTI) atau masakan khas Indonesia yang tahun ini wajib diajarkan di seluruh sekolah pariwisata. Selain itu, ikon kuliner ini juga disebutkan mencirikan sebagai khas daerah masing-masing.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu ada banyak sekali kuliner di Indonesia. Ia mengaku, sangat sulit juga menentukannya, dimana harus melibatkan sejumlah juru masak dan tata boga di Indonesia seperti William Wongso dan Chef Bondan Winarno, untuk berdiskusi alot hingga bisa menentukan 30 IKTI.

Mari menyebutkan, ia banyak menerima protes dari sejumlah daerah yang kulinernya tidak terpilih sebagai ikon kuliner Indonesia. “Banyak yang protes kenapa daerah saya tidak masuk, ya kalau ada 340 kabupaten kan ya gak mungkin kita ambil semua. Sekarang ini yang kita lakukan yang baru memilih 30 ikonik kuliner nasional,” sebutnya.

Lebih lanjut, Mari juga mendorong setiap propinsi di Indonesia memiliki makanan tradisional daerahnya yang bisa menjadi ikonik daerahnya tersebut. Lalu bagaimana dengan masakan Aceh? Sebelum membahas lebih lanjut mari kita lihat 30 ikon kuliner tersebut, ada apa-apa saja ya.

Menurut Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif dan Even Kemenparekraf Achyaruddin sebanyak 30 IKTI terdiri dari tumpeng nusantara sebagai ikon utama, asinan Jakarta, tahu telur Surabaya, nasi kuning Yogyakarta, nasi goreng kampung Jawa, soto ayam Lamongan, rawon Surabaya, gado-gado Jakarta, urap sayur Yogyakarta, nasi liwet Solo, dan ayam panggang bumbu rujak Yogyakarta.

Selanjutnya ada urak-arik buncis Solo, soto ayam Madura, sate maranggi Purwakarta, sate lilit Bali, pindang pati Palembang, rendang Padang, ayam goreng lengkuas Bandung, asam padeh tongkol Padang, lumpia Semarang, dan es dawet ayu Banjarnegara.

Berikutnya yakni bir pletok Jakarta, ketan srikayo Minangkabau, sayur kapau Padang, laksa Bogor, kunyit asam Solo, kolak pisang-ubi Bandung, klappertaart Manado, nagasari Yogyakarta, kue lumpur Jakarta, dan surabi Bandung.

Menurut Achyaruddin, penetapan 30 IKTI itu bertujuan untuk menyetandarkan nomenklatur kuliner tradisional Indonesia serta menyetandarkan resep dan proses kuliner tradisional Indonesia melalui dapur uji coba.

“Ini juga sebagai upaya untuk mengembangkan kuliner Indonesia di pasar dunia di samping untuk melestarikan kekayaan kuliner tradisional kita,” katanya.

Nah, setelah melihat daftar nama di atas terlihat sudah. Keterwakilan kuliner tradisional untuk daerah Sumatera (warna merah) baru ada Palembang dan Padang yang memang sudah duluan terkenal itu. Bengkulu, Pekanbaru (Riau), Medan (Sumatera Utara), Lampung, dan Jambi juga mendapatkan nasib yang sama dengan Aceh.

Masakan Aceh Nasib mu

Jika dilihat-lihat sejarah masakan Aceh hingga saat ini memang belum banyak di bahas dalam berbagai acara ilmiah, baik dari tingkat akademisi hingga ibu-ibu PKK. Masakan atau kuliner tradisional di Aceh memang tidak saja mendunia, tapi juga telah menjadi nilai sejarah.

Coba lihat kuah plik u di atas, sejak tahun berapa ditemukan di Aceh? sepertinya belum ada yang bisa memberikan jawaban pasti, padahal sejak era kesultanan alias masa kerajaan Aceh, plik u adalah menu favorit para raja. Tidak hanya itu ada juga kuliner keumamah (ikan kayu) yang sejak perang masa Belanda sudah begitu masyur di Tanoh Rencong. Percaya atau tidak, Anda bisa tanyakan pada orang-orang tua Aceh, walaupun sedikit sekali informasi yang bisa digali.

Sejenak, coba perhatikan beberapa kuliner berikut ini?

Mie bing asli Aceh

Sate Matang ada di gampong saya di Matangglumpangdua

Ayam tangkap terkenal di Aceh pasca-tsunami, sehingga sempat juga disebut ayam tsunami

Ikan depik khas tanoh Gayo juga sangat leumak disantap

Ikan bandeng masak Aceh disebut eungkot geumeuloh masak teucrah

Masakan Aceh siap untuk Anda santap, tapi lebih baik datang ke Aceh saja :)

Kira-kira dari sejumlah penampakan kuliner Aceh di atas, mana yang menggugah selera untuk Anda cicipi? Sebenarnya masih banyak kuliner Aceh lainnya yang belum disebut, mungkin Anda juga punya alasan dari sekian banyak kuliner di Aceh kira-kira yang mana bisa menjadi ikon kuliner Indonesia untuk kali mendatang?

Saya menunggu masukan Anda, terlebih lagi ahli tata boga dan juru masak Aceh serta pihak terkait dalam urusan pengkulineran di Aceh. Siapa tahu nanti bisa kita ajukan bersama-sama pada Kemenparekraf untuk menduniakan masakah Aceh seperti yang dilakukan oleh Malaysia dan Thailand.[]Semarang

Untuk melihat keterangan foto bisa Anda arahkan kursor ke gambarnya langsung, sumber foto/gambar ada pada aslinya dengan cara Anda klik kanan melihat asal usulnya.

99 Responses

  1. banyak juga macam-macamnya,, sbenernya indonesia mah kaya akan semuanya sih, cm kitanya ajah ga manfaatin semaksimal mungkin,

    ane juga pernah baca anekaragam resep di http://resep-gurih.blogspot.com/

Komentar berisi spam dan SARA, tidak akan ditayangkan!