• Kicauan Terakhir

  • Baca Juga

  • Komentar Anda

    debrajoem on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Blog Entertainment I… on Sekedar Tips dari Twitter untu…
    Blog Berita Indonesi… on Film Tsunami Aceh Hadir di Lay…
    Blog Teknologi Indon… on Perempuan Aceh dan Arti Sebuah…
    Blog Olahraga Indone… on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Yusuf on Makam Tgk Di Cantek, Terlantar…
    Miftah Habibi on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
  • Arsip

  • Kategori

  • Para netter yang doyan ke OWL

    Aulia87.wordpress.com website reputation
    MyFreeCopyright.com Registered & Protected

Yang Aneh – JGTC – Macem-macem


Setelah semalam lelah ngenet di kampus dan beraktifitas ria di MUI, akhirnya memutuskan untuk pulang ke kosan after Isya. Suasana lingkungan UI memang agak sedikit sepi, tapi parkiran mobil disepanjang jalan masyaAllah banyaknya. Yang pasti itulah mobil-mobil penonton JGTC (Jazz Goes To Campus), di Fasilkom sendiri mobil tamu-tamu ini berjejer diseputaran jalan lingkar, layaknya pameran mobil lah.

Perjalanan pulang melewati Fisip adalah jalur yang alternatif, suasana Fisip pun terasa sepi kecuali dipelataran parkirnya yang juga tak kalah rame dengan mobil-mobil para penonton. Dengan dijaga oleh beberapa satpam, otomatis mobil-mobil bisa tambah aman. Nah, ada sebuah kejadian aneh ketika pulang melewati hutan fisip. Maksudnya aneh antara percaya sama enggak. Pas lagi jalan merogoh kocekan (dompet) buat ongkos angkot, namun tepat didepan saya sekitar 10 meter ada seorang cewek yang sempat melihat kocekan saya, dengan nada santai saya melewatinya. Setelah hampir 10 meter melewati si cewek tersebut, ternyata si cewek balik arah/green way (Mengejar Mas-Mas – aaalah) tentunya memanggil saya. Dengan sedikit keluguan saya menjawab, ada apa ya mbak?“Si mbak menjawab dengan mimik sedikit sedih (gak jelas apa sedih beneran gak tahu) dan juga dengan nada lembut, “Mas kalau boleh saya minta tolong, kalau mas gak mau juga gak apa-apa”. Dalam perasaan masak mau minta tolong langsung kasih syarat gitu (emang operator selulur kali *syarat dan ketentuan berlaku). Dan /me juga menjawab, memang kenapa mbak?Si mbak menimpal saya baru kecopetan mas, jadi sekarang mau pulang (pulang kok ke UI ya?) atau jangan-jangan pulang ke JGTC (toh waktu itu JGCT lagi mau masuk puncak acara). Dan dengan begitu tegas si mbak tadi menyebutkan (nominalnya) kalau boleh saya minta uang mas cukup 20 ribu aja buat ongkos pulang (kalau gak salah tiket JGTC 25 ribu, jangan-jangan ni). Walaupun dompet sedikit terasa merisaukan dengan keadaan saat itu, ya cuma tinggal dibawah 50 ribuan lah. Akhirnya memutuskan dengan sikap orang bijak, maaf mbak saya juga baru pulang ni (pulang dari mana coba tentunya bukan dari JGTC – ya dari kampus lah). Jadi mohon maaf gak bisa bantu, mungkin coba mbak cari orang lain. Si mbak pun angkat bicara, “kalau gitu ya udah gak apa-apa mas”.

Itulah pengalaman baru yang mengujikan keikhlasan, kalau misalnya jadi memberi tanpa keikhlasan penuh. Tentu pahalanya bisa diperhitungkan (gak efek) dan parah lagi kalau uang yang kita kasih bukan digunakan seperti yang diucapkan (malah tambah gawat – itu urusan orang yang menggunakannya).

JGTC Profit

30 tahun JGTC telah berlalu sejak 1977, sebuah tradisi tahunan dari anak FE UI dalam melestarikan musik yang sudah tua ini di Indonesia. Tepatnya tanggal 18 November 2007, menjadi saksi bagi para penonton dari berbagai kalangan mahasiswa, pengusaha, ABG dan masih banyak lainnya. Tahun ini JGTC yang bertemakan “Celebration of Inspirations” menyajikan dengan serangkaian program mulai Jazz Clinic, Jazz Competition, JGTC Awards, dan Charity 30 Going Greens untuk mendukung kampanye Global Warming. Namun tahukah anda bahwa dari isu panitia penyelenggara tahun-tahun sebelumnya, untuk JGTC itu sendiri memperoleh keuntungan (profit) sungguh luar biasa, ya kurang lebihnya 30 juta. Bayangkan saja berapa banyak media partner dan sponsornya.

35 media partner dan 3 sponsor utama.

Logonya JGTC di 30 tahun

4 Responses

  1. ini siapa yang nulis ya?

    -anak feui

    Saya yang nulis, keberatan kah?

  2. siapa nih? kalo mau komentar langsung aja kirim ke website jgtc!!

    Sabar dong om, jangan marah-marah.

  3. ternyata 10 taon di jakarta tak cukup mengenal jakarta walau selingkup ui yang padahal saya sering ke sana waktu itu (era sebelum 2002). yang saya kenal tentang jazz di jakarta ya hanya Jak Jazz-nya ireng maulana. ternyata di ui juga ada to.

  4. ^^^
    Berarti mas marwoto dah tahukan, di UI da jazz juga.

Leave a reply to tio Cancel reply