• Kicauan Terakhir

  • Baca Juga

  • Komentar Anda

    debrajoem on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Blog Entertainment I… on Sekedar Tips dari Twitter untu…
    Blog Berita Indonesi… on Film Tsunami Aceh Hadir di Lay…
    Blog Teknologi Indon… on Perempuan Aceh dan Arti Sebuah…
    Blog Olahraga Indone… on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Yusuf on Makam Tgk Di Cantek, Terlantar…
    Miftah Habibi on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
  • Arsip

  • Kategori

  • Para netter yang doyan ke OWL

    Aulia87.wordpress.com website reputation
    MyFreeCopyright.com Registered & Protected

Cita Rasa dan Aroma “Bebek Kuntilanak” Desa Turam


Jadi beginilah hidangan sederhana ala bebek kuntilanak desan Turam

BICARA soal makan memang tidak ada habisnya, tidak hanya makanan atau pangan jenis baru melainkan yang lama pun masih tetap saja begitu menggoda.

Begitulah cita rasa yang ditawarkan oleh “bebek kuntilanak” ala desa Turam, Peukan Biluy Kabupaten Aceh Besar ini.

Kari bebek khas masakan Aceh Rayeuk ini memang tidak ada nama resmi, namun sebutannya pun hanya beredar dari mulut ke mulut.

“Ayah”, itulah sebutan juru kunci pemilik kuliner bebek yang hanya buka di malam hari tersebut dari pukul 19.00 WIB sampai menjelang larut malam sekitar pukul 3.00 WIB pagi dan itu pun jika masih tersisa, kadang bisa lebih awal tutupnya.

Maka tidak heran kuliner dengan aroma u teulheue/u neulheu (kelapa gonseng gilingan) ini bisa mendapat julukan bebek kuntilanak. Pasalnya cuma ada di malam hari dan lorong masuk ke rumah Ayah terkenal cukup gelap, jadi ada baiknya pergi tidak sendirian bisa-bisa disambet kunti benaran kesasar.

Desa Turam, mukim Darul Kamal yang merupakan salah satu daerah bersejarah para raja-raja ini tidak begitu jauh dari kota Banda Aceh. Anda bisa menempuhnya sekitar 10-15 menit menuju ke TKP (tempat kuliner peukan biluy).

Harga satu piring plus nasi terbilang murah dan meriah. Tapi tunggu dulu, Anda jangan membayangkan tempat ini seperti sebuah warung makan apalagi resto atau cafe, melainkan hanya sebuah rumah warga biasa dengan suasana kampung.

Disini kita akan dijamu layaknya bertamu ke rumah seseorang, hitung-hitung Anda bersilaturahmi begitulah suasana untuk menikmati  saboh ceupe sie itek (satu piring bebek) dengan beralaskan tikar ala kadar.

Menariknya kuliner ke kampung-kampung seperti ini juga bisa jadi ajang saling berkomunikasi dan berinteraksi bersama masyarakat setempat. Apalagi jika pada jam-jam makan malam, rasanya seperti dinner bersama saudara sekampung.

Icip Rasa dari Aroma

Menikmati kuliner bebek memang tidak sembarangan, padanan rasa dan aroma memang selalu menjadi daya tarik tersendiri.

Pengalaman menikmati bebek kuntilanak di desa Turam cukup beda dengan kari bebek di Matangglumpangdua, Kabupaten Bireuen, dimana kota yang terkenal Sate Matang ini punya ciri khas sendiri. Tapi yang pasti rasa antara ciri khas dan perbedaan tempat tidak membuat dua kuliner sama-sama bebek ini saling mengalahkan.

Di Matang sendiri, sangking sering menikmati sie itek (begitulah tulisan digerobak penjualnya) saya sendiri sudah mampu membedakan aroma mana yang mantap dan mana yang kurang maknyus. Diantara empat gerobak yang sering mangkal di seputaran jalan besar Medan – Banda Aceh untuk berjualan sie itek ini, beberapa tempat diantara punya aroma yang saling berbeda.

Dan lagi-lagi empuknya olahan daging bebek dari masing-masing gerobak juga punya perbedaan tersendiri. Mungkin inilah yang namanya pengalaman icip kuliner, tanpa harus melangkahi profesi/hobi Pak Bondan. 😀

Jadi, kesimpulannya jika Anda sempat ke Banda Aceh jangan lupa untuk mampir ke Desa Turam menikmati sensasi bebek kuntilanak. Begitu juga saat melewati perjalanan darat dari Banda Aceh ke Medan jangan lupa pula mampir di kota kecil Matangglumpangdua, jika bosan dengan kuliner bebek, Sate Matang dengan bumbu kacang khas tentunya patut dicoba.[]

This slideshow requires JavaScript.

60 Responses

  1. heheey jadi semakin lapar 😀 menu yg aneh 😀 tp gurih

  2. oh gitu jadi kalau buka nya siang ga bakalan di namain bebe kuntilanak yah? hehehehehe

  3. kuliner sekarang namanya serem-serem, “bebek kuntilanak”, “rawon setan”, nanti pasti ada “bakso suster ngesot”, atau “pepes pocong”…

  4. […] Cita Rasa dan Aroma “Bebek Kuntilanak” Desa Turam […]

  5. […] jika bosan dengan kuliner bebek, Sate Matang dengan bumbu kacang khas tentunya patut dicoba.[aulia] […]

Leave a reply to yadi Cancel reply