• Kicauan Terakhir

  • Baca Juga

  • Komentar Anda

    debrajoem on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Blog Entertainment I… on Sekedar Tips dari Twitter untu…
    Blog Berita Indonesi… on Film Tsunami Aceh Hadir di Lay…
    Blog Teknologi Indon… on Perempuan Aceh dan Arti Sebuah…
    Blog Olahraga Indone… on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
    Yusuf on Makam Tgk Di Cantek, Terlantar…
    Miftah Habibi on 13 Tahun jadi Blogger, Kini Pe…
  • Arsip

  • Kategori

  • Para netter yang doyan ke OWL

    Aulia87.wordpress.com website reputation
    MyFreeCopyright.com Registered & Protected

Semangat ‘Tarkam’ Itu Luar Biasa!


Salah satu penonton menyaksikan pertandingan tarkamMENYAKSIKAN pertandingan sepak bola pada lazimnya, disebuah stadion, dengan rumput hijau dan segala atribut yang melekat memang sudah sewajarnya. Lalu, apa yang terjadi jika pertandingan bola bundar tersebut hanya sekelas antar kampung alias tarkam?

Bagi Anda yang sering dan penggemar pertandingan sepak bola tentu sering melihat laga tersebut, namun sayang bagi yang tinggal diperkotaan aksi bintang-bintang tarkam sudah jarang ditemui. Melainkan sebatas aksi pemain futsal 🙂

Nah, kali ini saya berkesempatan untuk menyaksikan yang namanya laga liga tarkam. Tepatnya berada di dekat rumah, sebuah lapangan yang dasarnya payau disulap menjadi serba ala kadar.

Yang namanya ala kadar ya bisa kita maklumi saja, toh mencari lapangan yang standar dengan aturan dunia di kampung juga sekarang sudah terbilang susah. Jika melihat panjang lapangan yang biasa 100-120 meter tentu ini sudah biasa, namun jika panjang dengan ala kadar 70-80 meter itulah dia tarkam.

Di Aceh pertandingan tarkam memang juga kerap terjadi di lampoh soh (kebun kosong), kebun dalam artian disini bisa juga kebun dengan seperangkat pohon kelapa atau sering disebut dengan lampoh u (kebun kelapa). Tentu pertandingan dengan jumlah pemain di lapangan 22 orang bisa bertambah 5 sampai 10 lagi, siapa lagi kalau bukan bak u (pohon kelapa). 😀

Cerita kali ini bukan lapangan versi lampoh u, cerita kali ini semangat tarkam di lapangan versi payau yang ditambak. Lapangan dengan kondisi rumput hijau, becek (jika musim hujan), tanah lhok limbong (naik turun) dengan pergerakan bola bisa memantul jauh dari prediksi pelatih (jika pun pelatih atau manajer tim ada). 😀

Inilah Semangat

Mengulas tentang semangat dan emosional tarkam sebenarnya patut diajungi jempol, pasalnya daerah permainan (lapangan) dan penonton tidak ada jarak yang memisahkan jika dibandingkan pertandingan yang profesional dan bergengsi.

Berbagai ‘saran atau masukan’ dari penonton terdengar jelas sama pemain. Tidak hanya itu, wasit pun bisa-bisa tidak perlu meniupkan peluit sangkin begitu kencang ‘gemuruh’ teriakan penonton yang kadang-kadang suara mirip peluit. 😉

Sit, hana payah yup le cit ka taloe nyan (Sit –panggilan wasit– tidak perlu tiupkan lagi peluit memang sudah kalah itu),” begitulah celutukan yang bisa kita dengar dengan jelas dari samping lapangan.

Ka takat laju nyan, bek kapeulheuh le hai (Sudah hajar terus, jangan sampai lepas lagi itu),” yang seperti ini juga banyak berdesis di sisi lapangan tarkam.

Emosional pemain di lapangan memang luar biasa, apalagi saat skor tidak lagi imbang. Tidak melulu mendengar pelatih/manajer memberikan instruksi, pemain bisa mengambil sikap tersendiri lewat para ‘manajer’ yang nonton di dekat lapangan.

Katakan ada penonton 100 orang, bisa dibayangkan satu suara dari setiap penonton bisa terdengar jelas ke telinga pemain. Di pertandingan bergensi, mana ada suara rakyat (suara penonton maksudnya) yang bisa terdengar jelas ke lapangan kecuali jika menggunakan pengeras suara dan itu pun samar-samar (berteriak dari atas tribun). 😆

Namun, gengsi pemain dalam pertandingan tarkam apalagi pemainnya yang terbilang muda (sering disebut pemain muda alias bola aneuk muda) menjadi sebuah ajang yang tidak terpisahkan dari kemelut emosional. Tendangan pisang atau pun boh piek (buah gambas) –yang tidak menentu arah– sering melengkapi jalannya pertandingan, terutama bagi tim yang sudah menang skor.

Di tengah lapangan pemain muda pasti bergejolak jiwa, sportifitas, teknik lapangan, serta suara penonton harus tetap terkontrol dengan tujuan saling kerjasama untuk membantu penyerangan atau bertahan, yang ujung-ujungnya kemenangan bisa diraih setidak bisa gol.

Jadi, sudahkah Anda menyaksikan pertandingan tarkam seperti ini? jika sudah mungkin Anda lebih tahu dan boleh berbagi pengalaman lebih bersama saya.[]

Foto diambil dari kamera tersendiri, foto dilindungi oleh pemain. Jika tertarik untuk mengontraknya hubungi tim terkait 🙂

This slideshow requires JavaScript.

51 Responses

  1. wauuu luar biasa banget semangatnya .aku suka itu
    untuk tau lebih lanjutnya lagi kunjungi aja websiti kami di http://ict.unsri.ac.idc
    terima kasih .

  2. salam kenal ya……..
    jangan lupa kunjungan balek nya
    http://cristianaja.wordpress.com/

  3. terkadang yg baik dari kampung …. banyak pemain-pemain yg berbakat asalnya dari kampung kalau dari kota sudah terkontaminasi..
    arung jeram

  4. Jadi inget dulu pas main bola sama temen2 haha

  5. Tarkam itu seru klo ditonton langsung di lapangan. Klo lewat TV, gereget-nya ilang. 🙂

Leave a reply to Aulia Cancel reply