Betapa mudah untuk menulis, cuma rasa malas yang selalu menbayangi. Akhirnya ku beranikan diri untuk memberi sedikit ilmu dan supaya ada hikmahnya. Amiin.
HARI ini, saya telah diberi kesempatan dengan nikmat sehat dan nikmat lainnya (tidak bisa disebut satu persatu) untuk bisa lagi hadir dan menunaikan kewajiban saya sebagai kaum lelaki muslim yakni shalat jum’at berjamah di Mesjid Ukhawah Islamiyah (MUI). Jum’at kali ini saya rasa sungguh bergairah mengenai apa yang disampaikan oleh sang khatib tentang 3 prinsip (Three Principle) yang harus ada dalam kehidupan beragam Islam. Sungguh memang tidak sangka bahwa ketiga prinsip tersebut telah banya kita ketahui antara adalah Aqidah, Syariat, dan Akhlaq.
Di Indonesia prinsip yang paling banyak ditemui adalah syariat, yakni yang memberikan suatu acuan tentang hal baik, buruk, halal, haram dan lain-lain sebagainya dalam agama (umumnya seperti itu). Untuk dua prinsip yang lainnya selain syariat di Indonesia masih terasa sangat minim, terutama yang dalam hal kepercayaan (aqidah) dan juga moral serta tingkah laku masyarakat kita (akhlaq).
Sebagai contoh sang khatib memberikan dua hal yakni untuk tentang mudah masyarakat Indonesia untuk mempercayai hal-hal yang masih diluar kemampuan (gaib) secara tidak ilmiah seperti yang baru-baru ini muncul akan terjadi gempa dan tsunami tanggal 7 dan 8 Juni, padahal semua itu adalah sesuatu yang gaib yang belum bisa manusia ketahui, telah banyak Allah terangkan dalam Alquran.
“Dia adalah Rabb, Yang mengetahui yang gaib. Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seseorang pun tentang yang gaib itu kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (Malaikat) di muka bumi dan di belakangnya.” (QS. Al Jin: 26-27).
Kemudian contoh yang berikutnya adalah mengenai akhlaq masyarakat Indonesia khususnya bagi kalangan pemuda dan remaja yang sudah tidak patuh dan kurang menghormati orang tua terlebih ayah dan ibunda, dan ini tidaklah sedikit pula menerangkan-Nya seperti dalam ayat “dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman: 14-15) dan masih banyak ayat-ayat lainnya yang menerangkan kesemua hal di atas.
Demikian ulasan yang bisa saya diberikan semoga ada manfaatnya, dan mohon maaf bila ada kekeliruan dan harap segera membenerkannya dalam kontek saling nasihat menasihati.[]
Ilustrasi dari leadersbeacon.com
Filed under: Agama, Renungan | Tagged: Akhlaq, Aqidah, Khutbah Jum'at, Syariat, Three Principles |
Komentar berisi spam dan SARA, tidak akan ditayangkan!